Minggu, 26 Februari 2017

Jenis Batu Alexandrite


Batu Alexandrite adalah salah satu batu permata berwarna yang paling langka saat ini. Lebih spesifik lagi, Alexandrite adalah batu permata yang memiliki efek perubahan warna (Color-Change) yang sangat langka dari varietas Chrysoberyl. Meskipun namanya Chrysoberyl, yang merupakan aluminat dari berilium, tidak benar-benar termasuk dalam kelompok mineral Beryl, melainkan diklasifikasikan sebagai kelompok mineral sendiri.

Sejarah batu akik Alexandrite cukup kontroversial, berawal dari zaman Kekaisaran Rusia. Batu itu dikatakan dinamai oleh Tsar Rusia, Alexander II (1818 – 1881), namun ditemukan oleh seorang mineralist asal Finlandia, Nils Gustaf Nordenskiöld (1792-1866). Ketika Nordenskiöld pertama kali menemukan batu mulia Alexandrite pada tahun 1834, pada awalnya dianggap sebagai batu Zamrud (Emerald) karena ditemukan di tambang batu Zamrud yang terletak di wilayah Ural Rusia, dekat Sungai Tokovaya. Spesimen ini kemudian diidentifikasi sebagai chromium bearing, varietas yang memiliki efek perubahan warna (Color-Change) dari Chrysoberyl. Legenda kemudian mengatakan bahwa batu permata itu ditemukan pada hari ulang Tsar dan diberi nama Alexandrite untuk menghormatinya, meskipun sifat faktual ini masih diperdebatkan. Padahal Nils Gustaf Nordenskiöld sebenarnya ingin menamai batu tersebut dengan nama “Diaphanite”.

Fenomena perubahan warna yang terlihat pada batu Alexandrite asli disebut sebagai “Alexandrite Effect”. Perubahan warnanya bisa diamati pada kondisi pencahayaan tertentu, biasanya pada siang hari dan dibawah lampu pijar. Alexandrite juga menunjukkan fenomena Pleochroism yang sangat kuat, yaitu bisa menampilkan warna hijau Zamrud, merah, oranye dan warna kuning tergantung pada sudut pengamatan. Sifat Pleochroism dari Alexandrite benar-benar independen, berbeda dari kemampuan berubah warnanya yang unik. Biasanya, Alexandrite menunjukkan warna hijau Zamrud di siang hari, dan warna merah raspberry di bawah lampu pijar. Alexandrite juga bisa memiliki warna kekuningan dan merah muda, dan spesimen yang sangat langka bisa menunjukkan Chatoyancy (efek mata kucing) ketika dipotong model cabochon. “Alexandrite Effect” adalah hasil dari penyerapan yang kuat terhadap cahaya di bagian kuning dan biru dari spektrum warna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar